Perbedaan Kabel Cross dan Straight

1. Pendahuluan

Seringkali kita dihadapkan pada permasalahan yang mungkin nampak sepele tetapi bisa berakibat fatal di kemudian hari.Bagi sebagian orang ( termasuk saya dulu) menyambung kabel UTP dengan konektor RJ45 cukuplah asal dua ujungnya berwarna sama pasti sudah bukan masalah. Akan tetapi di dalam jaringan yang kompleks dan melibatkan banyak orang tentulah hal tersebut bisa menjadikan masalah dan terjadi keruwetan. Karena itu penting dilakukan standarisasi pemasangan. Tentu kita tidak perlu membuat aturan standard sendiri karena sudah ada lembaga yang mengelola hal tersebut yaitu TIA/EIA, http://www.tiaonline.org/standards/catalog/ dan tinggal kita mengikutinya.



Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) yang lazim dipakai adalah kabel UTP categori 5 (UTP Cat 5) yang secara praktis bisa support transfer data hingga 100 Mbps. UTP Cat 5 terdiri atas4 pasang kabel berwarna atau 8 kabel tunggal. warna kabel tersebut adalah sbb :



Pasangan 1 Putih-Biru dan Biru

Pasangan 2 Putih-orange dan Orange Pasangan 3 Putih-Hijau dan Hijau Pasangan 4 Putih-Coklat dan Coklat









Gambar 1. Urutan Kabel UTP Standard EIA/TIA-568B


2. Standar pemasangan EIA/TIA-568B RJ-45
Mengacu pada standard EIA/TIA-568B maka urutan pemasangan kabel UTP Straight
Seperti gambar 2. Untuk kabel straight(standard) dua ujung kabel memiliki urutan yang sama.
Untuk Kabel cross over urutannya pin 1 dan 3 tukar posisi, ping 2 dan 6 tukar posisi. Atau urutan seperti pada gambar 3.

Ujung 1 standard

Pin 1 Putih-Orange
Pin 2 Orange
Pin 3 Putih-Hijau
Pin 4 Biru
Pin 5 Biru-putih pin 6 Hijau
pin 7 Putih-Cokelat pin 8 Cokelat

Ujung 2 standard

Pin 1 Putih-Orange
Pin 2 Orange
Pin 3 Putih-Hijau
Pin 4 Biru
Pin 5 Biru-putih pin 6 Hijau
pin 7 Putih-Cokelat pin 8 Cokelat




















Gambar 2. Urutan Kabel UTP Straight Standard EIA/TIA-568B





Ujung 1 standard
Pin 1 Putih-Orange
Pin 2 Orange
Pin 3 Putih-Hijau
Pin 4 Biru
Pin 5 Biru-putih pin 6 Hijau
pin 7 Putih-Cokelat pin 8 Cokelat

Ujung 2 cross over
Pin 1 Putih-Hijau
Pin 2 Hijau
Pin 3 Orange-Putih
Pin 4 Biru
Pin 5 Biru-putih pin 6 Orange
pin 7 Putih-Cokelat pin 8 Cokelat



















Gambar 3. Urutan Kabel UTP Cross Over Standard EIA/TIA-568B

3. Standar pemasangan EIA/TIA-568A RJ-45
Mengacu pada standar EIA/TIA-568A urutan kabelnya adalah sebagai berikut :


Pin 1 Putih-Hijau
Pin 2 Hijau
Pin 3 Putih-Orange
Pin 4 Biru
Pin 5 Biru-putih pin 6 Orange
pin 7 Putih-Cokelat pin 8 Cokelat












Gambar 4. Susunan Kabel UTP Standard EIA/TIA-568A


Untuk kabel Straigth kedua ujung memiliki urutan sbb:



Ujung 1
Pin 1 Putih-Hijau
Pin 2 Hijau
Pin 3 Putih-Orange
Pin 4 Biru
Pin 5 Biru-putih pin 6 Orange
pin 7 Putih-Cokelat pin 8 Cokelat

Ujung 2
Pin 1 Putih-Hijau
Pin 2 Hijau
Pin 3 Putih-Orange
Pin 4 Biru
Pin 5 Biru-putih pin 6 Orange
pin 7 Putih-Cokelat pin 8 Cokelat
























Gambar 5. Susunan Kabel UTP Straight Standard EIA/TIA-568A

Untuk Kabel Cross Over urutan sbb :



Ujung 1 Standard
Pin 1 Putih-Hijau
Pin 2 Hijau
Pin 3 Putih-Orange
Pin 4 Biru
Pin 5 Biru-putih pin 6 Orange
pin 7 Putih-Cokelat pin 8 Cokelat

Ujung 2 cross over
Pin 1 Putih-Orange
Pin 2 Orange
Pin 3 Putih- Hijau
Pin 4 Biru
Pin 5 Biru-putih pin 6 Hijau
pin 7 Putih-Cokelat pin 8 Cokelat
























Gambar 6. Susunan Kabel UTP Cross Over Standard EIA/TIA-568A


Referensi :
http://www.practicallynetworked.com/howto/040506diy_cables.htm
http://www.netspec.com/helpdesk/wiredoc.html
http://www.ablecables.com.au/568avb.htm

Selengkapnya......

7 Layer OSI Jaringan

Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model "Model tujuh lapis OSI" (OSI seven layer model).

Sebelum munculnya model referensi OSI, sistem jaringan komputer sangat tergantung kepada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk standar umum jaringan komputer untuk menunjang interoperatibilitas antar pemasok yang berbeda. Dalam suatu jaringan yang besar biasanya terdapat banyak protokol jaringan yang berbeda. Tidak adanya suatu protokol yang sama, membuat banyak perangkat tidak bisa saling berkomunikasi.

Model referensi ini pada awalnnya ditujukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol-protokol jaringan, meski pada kenyataannya inisatif ini mengalami kegagalan. Kegagalan itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut:

* Standar model referensi ini, jika dibandingkan dengan model referensi DARPA (Model Internet) yang dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF), sangat berdekatan. Model DARPA adalah model basis protokol TCP/IP yang populer digunakan.
* Model referensi ini dianggap sangat kompleks. Beberapa fungsi (seperti halnya metode komunikasi connectionless) dianggap kurang bagus, sementara fungsi lainnya (seperti flow control dan koreksi kesalahan) diulang-ulang pada beberapa lapisan.
* Pertumbuhan Internet dan protokol TCP/IP (sebuah protokol jaringan dunia nyata) membuat OSI Reference Model menjadi kurang diminati.

Pemerintah Amerika Serikat mencoba untuk mendukung protokol OSI Reference Model dalam solusi jaringan pemerintah pada tahun 1980-an, dengan mengimplementasikan beberapa standar yang disebut dengan Government Open Systems Interconnection Profile (GOSIP). Meski demikian. usaha ini akhirnya ditinggalkan pada tahun 1995, dan implementasi jaringan yang menggunakan OSI Reference model jarang dijumpai di luar Eropa.

OSI Reference Model pun akhirnya dilihat sebagai sebuah model ideal dari koneksi logis yang harus terjadi agar komunikasi data dalam jaringan dapat berlangsung. Beberapa protokol yang digunakan dalam dunia nyata, semacam TCP/IP, DECnet dan IBM Systems Network Architecture (SNA) memetakan tumpukan protokol (protocol stack) mereka ke OSI Reference Model. OSI Reference Model pun digunakan sebagai titik awal untuk mempelajari bagaimana beberapa protokol jaringan di dalam sebuah kumpulan protokol dapat berfungsi dan berinteraksi.

Layer Ke- 7 Application layer Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
Layer Ke- 6 Presentation layer Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protocol (RDP)).
Layer Ke- 5 Session layer Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama.
Layer Ke- 4 Transport layer Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.
Layer Ke- 3 Network layer Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
Layer Ke- 2 Data-link layer Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
Layer Ke- 1 Physical layer Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.
Sumber : http://sipiyuku.woowhosting.com

Selengkapnya......